Surabaya,
Kombes Pagi.com_Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya menggelar Diskusi Strategis bertajuk “Hilirisasi Kelapa Sebagai Role Model Penguatan Ekonomi Daerah” pada Selasa (26/11/2025). Acara yang berlangsung di Auditorium RM Soemantri itu menghadirkan berbagai pemangku kepentingan untuk menggali strategi penguatan ekonomi berbasis komoditas kelapa. Diskusi ini menjadi ruang penting untuk melihat bagaimana hilirisasi dapat memperkuat daya saing daerah, khususnya melalui pengembangan produk turunan bernilai tinggi.
Kegiatan tersebut menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Bupati Halmahera Utara Dr. Piet Hein Babua, M.Si.; Guru Besar Teknologi Pangan, Prof. Dr. Ir. Fadjar K Hartati, M.P.; serta Rektor Universitas Dr. Soetomo, Prof. Siti Marwiyah, S.H., M.H. Ketiganya membahas langkah konkret yang telah dilakukan Halmahera Utara dalam mentransformasi kelapa dari komoditas mentah menjadi produk ekspor bernilai tambah.
Dalam paparannya, Dr. Piet Hein Babua menjelaskan bahwa hilirisasi kelapa di Halmahera Utara tidak dapat berjalan tanpa keberanian kebijakan. Pemerintah daerah, kata dia, menerapkan Peraturan Daerah (Perda) yang melarang ekspor kelapa mentah demi memastikan ketersediaan bahan baku industri pengolahan. Langkah ini mendorong terciptanya persaingan harga sehat di tingkat petani.
Ia mencontohkan, harga kopra yang sebelumnya stagnan akhirnya merangkak naik hingga Rp25.000 per kilogram setelah hadirnya industri pengolahan hilir. Menurutnya, peningkatan harga ini berbanding lurus dengan kesejahteraan petani yang kini menikmati nilai tambah dari komoditas kelapa.
Lebih jauh, Babua menekankan bahwa keberhasilan hilirisasi tidak hanya diukur dari peningkatan volume ekspor. Yang tak kalah penting adalah dampak berantai terhadap ekonomi masyarakat. “Industri yang hadir di Halmahera Utara yang kita lahirkan hari ini bukan sekadar menghasilkan produk ekspor, tetapi memiliki multiplier effect yang luar biasa. Ada tenaga kerja yang terserap dan persaingan harga yang semuanya dinikmati oleh masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Fadjar K Hartati memberikan perspektif akademis tentang pentingnya hilirisasi kelapa. Ia menyebut kelapa sebagai ‘pohon kehidupan’ karena seluruh bagiannya memiliki nilai ekonomi. Dengan adanya kebijakan menahan komoditas mentah, Halmahera Utara berhasil memicu inovasi pengolahan produk turunan seperti coconut milk, santan bubuk, hingga Virgin Coconut Oil (VCO). “Kebijakan ini adalah langkah cerdas untuk menghentikan kerugian ekonomi akibat ekspor bahan mentah dan memaksa lahirnya inovasi pangan,” katanya.
Rektor Unitomo, Prof. Siti Marwiyah, turut menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam mendukung agenda hilirisasi melalui riset dan kolaborasi lintas keilmuan. Unitomo, yang memiliki delapan fakultas, siap mengembangkan SDM dan penelitian yang berdampak langsung pada penguatan ekonomi daerah. “Kami siap terlibat, termasuk melalui program pengabdian dan KKN Tematik yang bersinergi dengan kebutuhan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara,” tegasnya.
Diskusi strategis ini juga menjadi momentum mempererat kerja sama antara dunia akademik, pemerintah, dan industri. Para peserta yang hadir mendapatkan gambaran menyeluruh tentang bagaimana hilirisasi dapat memperkuat struktur ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan nilai tawar komoditas lokal di pasar global.
Sebagai penutup, acara ini menghadirkan prosesi penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (MoA) antara Unitomo dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara beserta sejumlah dinas terkait. Penandatanganan tersebut menjadi simbol komitmen bersama untuk menjadikan hilirisasi kelapa sebagai agenda pembangunan berkelanjutan di masa depan. Dengan kolaborasi yang terstruktur, diharapkan keberhasilan Halmahera Utara dapat menjadi role model bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi komoditas lokal secara optimal. (JK)
Leave a Reply