Ngawi,
Kombes Pagi.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan tajam di Kabupaten Ngawi, setelah pelaksanaannya di Kecamatan Paron dihentikan sementara sejak dua hari dimulai. Penghentian ini dilakukan oleh dapur mitra pelaksana dari Yayasan Darul Hikmah di Desa Semen pada Rabu (27/8/25), menyusul berbagai keluhan dari penerima manfaat.
Sejumlah siswa dan orang tua mengeluhkan kualitas makanan yang dibagikan, mulai dari rasa yang dinilai kurang enak, bau tidak sedap, hingga porsi yang dianggap tidak mencukupi. Selain itu, muncul isu serius terkait penggunaan bahan makanan yang belum bersertifikat halal, yang memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat.
Ketua DPRD Kabupaten Ngawi, Yuwono Kartiko, menanggapi serius masalah tersebut. Ia menilai bahwa penghentian ini mencerminkan lemahnya perencanaan dari pihak penyelenggara MBG. Dalam rapat Badan Musyawarah DPRD pada Jumat (29/8/25), Yuwono menyarankan agar program dihentikan sementara sampai permasalahan benar-benar tuntas.
“Saya berharap masalah ini segera diselesaikan. Kalau perlu, program dihentikan dulu sampai semuanya clear. Persiapannya harus matang, mulai dari kualitas rasa, kondisi makanan agar tidak basi, hingga aspek kehalalan. Ini menyangkut langsung kebutuhan masyarakat,” ujar Yuwono.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan pengawasan, DPRD Ngawi telah berkoordinasi dengan Komisi II untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pelaksanaan program di Kecamatan Paron. Yuwono menegaskan pentingnya pengawasan dari legislatif untuk memastikan program berjalan sesuai standar dan tidak kembali menimbulkan persoalan.
“Kalau perlu kita sidak. Saya sudah koordinasikan dengan Komisi II supaya mereka ikut turun, karena mereka yang membidangi. Kita harus memastikan pelaksanaan MBG ini sesuai dengan standar,” tambahnya.
Berdasarkan data yang dihimpun, program MBG di Kecamatan Paron menyasar 2.932 siswa dari 47 sekolah yang tersebar di empat desa, yakni Desa Semen, Kedungputri, Tempuran, dan Babadan. Namun, karena banyaknya keluhan, program yang baru berjalan dua hari itu kini dihentikan sementara tanpa kepastian waktu pelaksanaan ulang.
Pihak yayasan penyelenggara belum memberikan keterangan resmi terkait penghentian sementara ini. Sementara itu, masyarakat dan orang tua siswa berharap ada perbaikan menyeluruh dalam pelaksanaan program MBG, agar tujuan mulia membantu pemenuhan gizi anak sekolah dapat benar-benar tercapai tanpa menimbulkan masalah baru. (JK)
Leave a Reply