Ngawi,
Kombes Pagi.com–Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Madiun melalui Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) menggelar operasi gabungan di wilayah Kabupaten Ngawi pada Rabu (11/6). Operasi ini menyasar sejumlah perusahaan yang bekerja sama dengan penanam modal asing, termasuk salah satunya pabrik mainan PT GFT Indonesia Investment yang berlokasi di Kecamatan Geneng.
Operasi tersebut melibatkan sejumlah instansi lintas sektor, di antaranya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Kejaksaan Negeri, hingga Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sinergi antar-lembaga untuk memperkuat pengawasan terhadap keberadaan dan aktivitas tenaga kerja asing di wilayah Jawa Timur, khususnya di sektor industri.
Sigit Wahjuniarto Analis Keimigrasian dari Kantor Imigrasi Madiun, menjelaskan bahwa operasi ini dilakukan guna memastikan seluruh tenaga kerja asing maupun lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku. “Kami ingin memastikan tidak ada pelanggaran keimigrasian, serta semua proses perekrutan dan aktivitas kerja dilakukan secara legal dan transparan,” ujar Sigit.
Dari hasil penelusuran menyasar di PT. GFT Indonesia Investment, pihak TIMPORA tidak menemukan indikasi pelanggaran berat. Namun, kegiatan monitoring dan verifikasi administrasi tetap dilakukan untuk menjaga ketertiban serta memberi edukasi kepada pihak perusahaan terkait prosedur ketenagakerjaan yang sesuai.
Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Kabupaten Ngawi, Supriyadi, turut menyoroti pentingnya pelatihan tenaga kerja sebagai bagian dari peningkatan kapasitas SDM lokal. Ia menyampaikan bahwa sebagian operator mesin di PT GFT Indonesia Investment, sebelumnya telah menjalani pelatihan intensif di Vietnam sebagai bentuk kerja sama dengan pihak investor asing.
“Pelatihan tersebut berlangsung selama enam bulan, dan para peserta diberi fasilitas lengkap seperti transportasi, konsumsi, tempat tinggal, serta gaji,” ungkap Supriyadi. Ia menambahkan bahwa program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan, namun juga memperkuat hubungan kerja yang produktif antara investor dan tenaga kerja lokal.
Operasi gabungan semacam ini, menurut Supriyadi, sangat penting untuk menjamin agar investasi asing benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya dalam membuka lapangan kerja yang layak dan bermutu. “Kami ingin memastikan bahwa kolaborasi ini saling menguntungkan dan tetap dalam koridor regulasi,” lanjutnya.
Ke depan, TIMPORA akan terus melanjutkan pengawasan terpadu di berbagai wilayah, guna memastikan bahwa kegiatan industri yang didukung investor asing di wilayah Madiun dan sekitarnya berjalan dengan tertib, aman, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. (JK)
Leave a Reply