Probolinggo,
Kombes Pagi.com_Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Probolinggo periode 2018-2022 sudah berupaya maksimal membina cabang olahraga (cabor) agar bisa menelurkan atlit prestasi. Salah satunya dengan melakukan pembenahan kepengurusan di cabor.
“Kita berusaha mengembalikan kepengurusan cabor kepada komunitas cabor masing-masing. Sebab dengan cara itu nantinya komunikasi antara ketua dan pengurus bisa berjalan dengan baik,” kata Sekretaris Umum KONI Kabupaten Probolinggo Chalid Abubakar.
KONI jelas Chalid menginginkan agar cabor ditangani oleh orang-orang yang betul-betul memahami olahraga. Dengan kata lain, menyerahkan kepengurusan cabor kepada ahlinya. Sebab jika tidak pada ahlinya, maka sulit sebuah cabor akan maju dan meraih prestasi.
“Kita ingin mengembalikan cabor ini meraih prestasi dengan ditangani oleh ahlinya dan memahami olahraga itu sendiri. Kita yakin dengan ini KONI akan on the track. Yang menangani olahraga harus mempunyai jiwa olahraga. Tidak hanya hobi, tetapi juga ada jiwa membangun,”jelasnya.
Hanya saja terang Chalid, kepengurusan ini akan berakhir pada akhir Juli 2022. Padahal masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) yang masih belum bisa diselesaikan. Salah satunya adalah sarana dan prasarana olahraga prestasi yang masih belum maksimal.
“Bagaimanapun juga olahraga ini membutuhkan anggaran pembinaan yang cukup besar. Oleh karena itu, pembinaan olahraga ini juga butuh support dan dukungan dari pihak swasta. Tidak semua cabor mampu mencetak atlit berprestasi. Hal ini dikarenakan SDM nya tidak mampu mencetaknya,” terangnya.
Chalid mencontohkan dengan adanya anggaran maka bisa mendatangkan pelatih yang bagus sehingga nanti atlitnya akan mengikuti. Cabor ini memerlukan SDM yang bagus dan sport science.
“Cabor harus terus mengasah atlitnya melalui pertandingan demi pertandingan. Jika tidak bertanding maka akan ketinggalan terus. Pembinaan ini menjadi tanggung jawab bersama. Kita melihat sistem olahraga ini timpang. Hal ini karena masih kurang maksimalnya olahraga masyarakat dan olahraga pendidikan,” tegasnya.
Lebih lanjut Chalid menegaskan saat ini olahraga pendidikan hampir sudah tidak tersentuh. Sudah tidak ada lagi Pekan Olahraga (POR) SD maupun POR Pelajar. Padahal itu cikal bakal prestasi untuk menuju olahraga prestasi. “KONI sulit mendapatkan atlit apabila olahraha masyarakat dan pendidikan tidak bersama-sama dilakukan,” ujarnya.
Menurut Chalid, saat ini diperlukan sebuah budaya untuk mencintai olahraga. Sebab denga budaya olahraga ini akan menumbuhkan budaya untuk berolahraga. Ketika ini bisa dilakukan dengan baik dan ketika usia sekolah ini ada program olahraga pendidikan yang digarap masing-masing lembaga dan diwadahi dalam sebuah multi even, maka olahraga ini akan bisa meraih prestasi.
“Kalau ini tidak diseriusi, maka KONI akan sulit mendapatkan atlit berprestasi. Orang tua dan keluarga serta pendidikan harus sama-sama pedulu. Nantinya muaranya itu pembinaandari cabang olahraga yang dibina oleh KONI Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.(Syaila)
Leave a Reply