Gelar OP, Upaya Bulog Sub Divre VIII Probolinggo Antisipasi Kenaikan Harga Beras Medium

Spread the love

 

 

Probolinggo, Kombes Pagi – Adanya isu kenaikan harga beras jenis medium yang dikhawatirkan akan memicu gejolak di masyarakat, Maka bertempat di gudang Bulog Sukoharjo, Perum Bulog Sub Divre VIII Probolinggo  melaunching Operasi Pasar (OP) beras di tiga pasar di Probolinggo, Selasa (4/9).

Tiga truk dengan muatan 15 ton beras diluncurkan dari gudang Sub Divre VIII di Jalan Lumajang, Kota Probolinggo. OP dilaksanakan dengan jumlah dan waktu yang tak terbatas. Artinya berapapun masyarakat membutuhkan Bulog siap menyediakan. OP dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia sesuai instruksi Kementerian Perdagangan.

Beras seharga Rp 8.100 per kilogramnya itu bisa didapati masyarakat di Pasar Baru dan Pasar Wonoasih Kota Probolinggo. Serta di Pasar Dringu, Kabupaten Probolinggo.

Sesuai hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) ada kecenderungan kenaikan harga beras. Di Kota/ Kabupaten Probolinggo mencapai Rp 100 hingga Rp 200 per kilogram.

Tommy Despalingga Kepala Bulog Sub Divre VIII mengatakan “Kenaikan memang ada, tapi belum signifikan. Untuk antisipasi (harga makin naik) maka kami lakukan OP ini. Yang penting adalah beras itu ada di pasar dan masyarakat,”ujarnya

Menurutnya harga beras medium yang dijual Bulog berada di bawah harga pasar dengan HET (Harga Eceran Tertinggi). Di pasar, HET beras medium Rp 8.450 per kilogram, Bulog menjualnya dengan harga Rp 8100 per kilogram.

Tommy menjamin kualitas beras medium cukup bagus, beras tersebut hasil pengadaan tahun 2018. Beras yang dijual tersebut dalam kemasan 5kg, 10 kg dan 50 kg.

Armada truk Bulog akan stand by mulai pukul 07.00 pagi di tiga pasar tersebut. Namun tidak menuntut kemungkinan Bulog akan mobile. “Kalau disitu (lokasi pasar) lagi butuh ya bisa ke pasar atau pemukiman, pedagang, pengecer, mitra atau RPK (Rumah Pangan Kita). Intinya OP ini adalah ketersediaan pasokan beras yang cukup. Konsentrasi di masyarakat bahwa beras medium tidak langka. Jika tidak langka tentu saja gejolak di masyarakat bisa diatasi.” jelas Tommy. Diketahui, ada 15 RPK di Kota Probolinggo yang bekerjasama dengan Bulog.

Ditambahkan oleh Tommy bahwa kenaikan harga terjadi mungkin karena masa panen sudah hampir habis. Ditambah banyaknya orang hajatan sehingga kebutuhan beras ikut melonjak. Untuk itu, pemerintah hadir di masyarakat melalui Bulog bahwa pemerintah pusat stok cukup.

Di Sub Divre VIII, ketersediaan stok beras di lima gudang mencapai 28 ribu ton dan bisa mencukupi kebutuhan beras hingga enam bulan ke depan masih terhitung aman. “Paling tidak, OP ini memberikan gambaran pada masyarakat, sebagai bentuk kepedulian dan peranan pemerintah di tengah masyarakat. Masyarakat melakukan aktifitas sehari-hari tidak perlu panik memikirkan kenaikan harga atau kelangkaan stok. Pemerintah ada kok di tengah-tengah masyarakat melakkan melalui OP ini,” beber Tommy lagi.

Walikota Probolinggo yang diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Asekbang) Pemkot Probolinggo, Achmad Sudiyanto mengapresiasi adanya OP oleh Bulog. Sudiyanto berharap, OP berjalan dengan lancar dan tepat sasaran sehingga tidak jauh ke tengkulak. “Insyaallah dengan adanya satgas pangan, OP ini bisa tepat sasaran. Satgas pangan, tolong ini dikawal sehingga masyarakat yang betul-betul merasakan manfaatnya,” harapnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kabag  Administrasi Perekonomian Wawan Soegyantono, Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP)  Sugeng Riyadi Pemkot Probolinggo serta Tim Satgas Pangan Polres Probolinggo yang dipimpin Iptu Wahid. (Rul/S)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*