Probolinggo, Kombes Pagi – Saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) membuat terobosan baru dengan memfasilitasi terjadinya jual beli tanpa harus datang ke pasar. Masyarakat cukup belanja via online dengan ikon “Mak Blonjo”.
Hanya saja, inovasi ini baru ada di Pasar Dringu sebagai pilot project di Kabupaten Probolinggo. Tetapi ke depan secara bertahap, terobosan ini akan diterapkan dan dikembangkan di semua pasar tradisional yang ada di Kabupaten Probolinggo.
Dengan jargon “Siap Melayani Segala Kebutuhan Dapur Anda dengan Menyediakan Segala Macam Sembako” masyarakat yang ingin belanja via online di Pasar Dringu cukup membuat pesanan melalui aplikasi Instagram @MakBlonjo_PasarDringu01, WhattsApp (WA) 082 331 100 427 (Sulis) dan email makblonjopasardringu@gmail.com.
Kasi Pengembangan dan Penataan Sarana Prasarana Pasar Disperindag Kabupaten Probolinggo Winda Permata Erianti mengungkapkan untuk teknis belanja via online Mak Blonjo ini untuk sementara dikendalikan oleh koordinator pasar, tetapi selanjutnya nanti akan dilakukan oleh PKL atau paguyuban pedagang. “Untuk sistem pembayarannya, bisa bayar langsung di tempat atau COD, bank dan langsung,” ungkapnya.
Winda menjelaskan koordinator pasar ini langsung kepada pedagang. Sementara pedagang itu sudah diedukasi sehingga bagaimana cara menyiapkan dagangan. Selain itu pedagang diedukasi supaya tertib ukur karena memang sudah ada SOP-nya sehingga jelas per ikat atau per kilogram.
“Jadi menjaga amanah, jangan sampai nanti membeli di pasar sekilo tetapi ketika ditimbang di rumah tidak sekilo. Untuk sementara memakai sarana yang mudah digunakan oleh ibu-ibu berbelanja seperti IG dan WA. Alhamdulillah semua pedagang menyambut dengan baik terobosan Mak Blonjo ini,” terangnya.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Taufik Alami mengatakan terobosan belanja via online dengan jargon Mak Blonjo ini dilatarbelakangi situasi pandemi COVID-19 yang mempengaruhi nilai beli masyarakat. Selain itu, rendahnya nilai beli masyarakat ditambah lagi kekhawatiran konsumen atau pengunjung untuk berbelanja di pasar tradisional atau berkunjung ke tempat keramaian.
“Sementara itu pedagang dengan minimnya pengunjung dengan nilai beli masyarakat yang turun, maka pasar semakin sepi. Tidak jarang pedagang, khususnya pedagang sembako termasuk sayur mayur membawa kembali dagangannya ke rumahnya,” katanya.
Mantan Camat Gading ini menerangkan Pasar Dringu dipilih sebagai pilot project inovasi belanja via online Mak Blonjo dikarenakan memang Pasar Dringu yang paling siap dibandingkan dengan yang lain. Karena kebijakan penetapan tersebut diambil dengan melihat SDM dan lokasinya.
“Kebetulan di sekitar Pasar Dringu banyak sekali perumahan baik para ASN maupun karyawan perusahaan serta berbatasan dengan Kota Probolinggo. Tetapi ke depan tidak hanya untuk perumahan saja, namun toko-toko pracangan juga bisa mengambil ke Pasar Dringu,” jelasnya.
Dampak positif dari terobosan Mak Blonjo ini terang Taufik, pembeli selaku penerima barang bisa mendapatkan barang yang sudah bersih, steril dan sesuai SOP (Standart Operasional Prosedur).
“Hakikatnya mengembangkan pasar tradisional, tetap belanja di pasar tradisional. Jargonnya beramal pada fungsi sosial, tetap menghidupi pasar tradisional sebagai upaya membangkitkan geliat pasar tradisional,” tegasnya.
Taufik menambahkan terobosan Mak Blonjo ini merupakan upaya dalam situasi mencegah dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan tidak berada di keramaian tetapi tetap terjadi komunikasi. Dengan adanya inovasi ini, masyarakat yang senang ke pasar maka tetap dipertahankan dan yang takut ke pasar karena masih dalam pandemic COVID-19 bisa dilayani dengan terobosan belanja via online.
“Harapannya ke depannya, mau tidak mau upaya ini menjadi semangat untuk menciptakan pasar yang sehat. Selain itu, menginspirasi bagaimana pasar tradisional yang sehat dan bersih, bukan hanya sarpras tetapi juga produk yang dijual, termasuk manusianya,” pungkasnya. (Rul)
Leave a Reply