Gresik, Kombespagi.com – Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto , saat menggelar konfrensi Pers jajaran Polres Gresik berhasil ungkap sindikat kasus pemalsuan uang dan pengedar uang Rupiah palsu , mengamankan tersangka 4 (empat ) orang .
Keempat orang sindikat sudah ditetapkan sebagai tersangka , antara lain adalah AAS (25) dan ES (50) kedua tersangka merupakan warga Desa Bakalan Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.
Dua tersangka lain adalah MNA (48), warga Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun dan CW (49).
Tersangka AAS (25) mendapatkan uang palsu dari ayahnya ES (50), sementara ES (50) yang sehari-hari bekerja sebagai sopir membeli uang palsu dari MNA (48) yang memesan upal kepada seorang produsen CW (49), warga Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri.
Barang bukti dari empat tersangka yang disita sebanyak Rp 58 juta uang palsu dan Rp 4,3 juta uang asli dan sejumlah alat seperti 2 printer, meja sablon, screen pembuat logo upal, 1 box kertas bookpaper dan 1 unit Toyota Rush.
“Keempat sindikat tersangka merupakan satu rangkaian dengan cara mengedarkan dan membelikan uang ke toko klontong ,” ungkap Kapolres Gresik AKBP Arief Fitrianto .
” Kasus ini terbongkar setelah adanya laporan dari masyarakat. Ada dugaan peredaran upal di Desa Cangkir, Kecamatan Driyorejo. Seorang tersangka membeli rokok menggunakan pecahan uang Rp 100 ribu “, (10/06/20).
“Anggota melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap seorang tersangka di sebuah warung,” imbuh Alumnus Akpol 2001 tersebut.
Kasat Reskrim AKP Panji P dengan mengembang kan kejadian melalui Kanit Pidum Ipda Daniel berhasil meringkus tiga tersangka lainnya ditempat tinggalnya masing-masing.
Perbuatan tersangka dijerat dengan pasal 36 ayat (3) Jo pasal 26 ayat (3) atau pasal 36 ayat (2) Jo pasal 26 ayat (2) atau pasal 36 ayat (1) Jo pasal 26 ayat (1) UU RI No 7/2011 tentang mata uang dan atau pasal 244 KuHP atau 245 KUHP.
Abrar Kepala Bank Indonesia Surabaya , mengapresiasi ” Kinerja Polres Gresik yang telah berhasil mengungkap peredaran uang palsu yang sangat merugikan masyarakat .”
Pihaknya berharap, kedepan terus menjalin kerjasama untuk menekan adanya peredaran upal. “Penerapan 3D sangat penting, dilihat, diraba dan diterawang. Agar masyarakat tahu mana uang yang asli dan palsu,” imbuh nya ( Hms / tomo ) .
Leave a Reply