Probolinggo, Kombes Pagi – Pucuk pimpinan Polres Probolinggo Kota, mengalami pergantian. AKBP Raden Muhammad Jauhari S.I.K., S.H., M.Si akan mengganti posisi AKBP Ambariyadi Wijaya sebagai Kapolres Probolinggo Kota.
AKBP Ambariyadi kini mengemban amanah jabatan baru, sebagai Wadirreskrimsus Polda Bali. Sementara AKBP Raden adalah Mantan Kapolsek Metro Tanah Abang, Polda Metro Jaya.
Sebelum mengemban jabatan sebagai Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Jauhari, datang sepekan lebih awal di Kota Probolinggo.
Diawal kedatangannya, AKBP R.M Jauhari memilih untuk mengenal dahulu, piranti dan sumber daya yang ada di Polres Probolinggo Kota. Dibarengi dengan seniornya, AKBP Ambariyadi Wijaya.
AKBP Jauhari mengatakan bahwa sepuluh bulan menangani Polsek Metro Tanah Abang, membuatnya cukup kenyang dengan pengalaman. Karakteristik masyarakat yang heterogen dan dinamis, termasuk dinamika kamtibmas, cukup menyibukkan hari-harinya selama menjabat sebagai Kapolsek. Hal itu sudah sangat cukup menjadi modal untuk menangani wilayah hukum Polresta Probolinggo.
“Semoga dengan pengalaman yang kami dapatkan di Jakarta, bisa membawa Kota Probolinggo ini menjadi lebih aman dan nyaman,” ujar AKBP R.M Jauhari.
Kapolres yang merupakan lulusan Akpol 2002 inipun juga menceritakan sedikit keseharian selama di Jakarta. Wilayah Polsek Metro Tanah Abang, salah satunya adalah Gedung DPR/MPR. Aset vital pemerintahan itupun, menjadi fokus utama pengamanan. Seringnya gelaran demo, dan aktivitas lainnya, cukup menyita tenaga dan pikiran.
“Belum lagi kawasan pasar Tanah Abang sendiri. yang terkenal terbesar di Asia Tenggara. Orang luar, kalau ke Jakarta, tahunya Tanah Abang dahulu,” ceritanya.
Untuk menjaga kondusifitas di wilayahnya, AKBP R.M Jauhari merangkul tokoh masyarakat yang ada. Karena bersifat heterogen, seluruh lapisan juga dirangkul. Dengan tujuan utama sama-sama menjaga stabilitas keamanan wilayah.
Soal wilayah hukum Polres Probolinggo Kota, AKBP R.M Jauhari sudah punya sedikit gambaran umum.
“Yang terpenting itu pahami dulu internal di sini. Baru kemudian melangkah ke luar. Pendekatan dengan Forpimka dan tokoh masyarakat itu juga penting,” jelasnya. (Hakiki)
Leave a Reply